Senin, Maret 29, 2010

Cinta… Cinta.. Cinta…

Cinta adalah hal yang begitu disanjung oleh orang, dirasakan semua wujudnya, diperlakukan begitu istimewah, namun cinta hanya rasa yang tidak akan pernah bisa dimengerti akan keinginan ke depannya. Dari rasa cinta terbentuklah suatu hubungan, hubungan yang sebenarnya adalah hal yang bodoh pada awalnya. Betapa tidak, ketika bertemu dengan orang yang tidak kita kenal sebelumnya, tiba-tiba kita melihat dia berkorban untuk kita, berusaha membuat simpul senyuman manis di wajah kita. Membuang balutan luka dalam hati atau sekedar membuat lautan kelegaan hati itu lancar dengan perhatian dan kasih sayang, itulah cinta yang tidak kata orang tidak bisa ditebak arah tujuannya namun terasa sangat indah jika diberlakukan dengan baik.
Memperlakukan cinta adalah bukan hal yang mudah, menikmatinya mungkin dapat dilakukan oleh semua orang, namun untuk memperlakukannya butuh hati khusus. Memerangi keinginan pribadi demi sebuah kata pengertian, menyulap waktu demi sebuah kata perhatian, meredam ego demi sebuah kata sayang. Bukan hanya menikmati cinta, dengan manis kata atau baluran perhatian, namun bagaimana rasa kita mencoba jiwa pasangan, merasakan apa yang dia rasa, membuat dia merasakan apa yang kita rasa. Kalau sebagian orang berpendapat lebih baik dicintai dari pada mencintai, itu salah. Jauh lebih baik jika “saling cinta”. Merasakan simbiosis dua hati, meregang emosi bersama waktu, mengartikan batin nuraninya.
Memaknai cinta…
Itulah langkah tepat untuk tetap memperlakukannya dengan indah, dengan kata ‘saling” yang akan lebih menyejukkan cinta, bukan hanya bertumpu pada kata sangat..
Saling mencintai bukan sangat mencintai…


Malang, 19 Maret 2010
19:58 WIB
(just feeling sorry for my lovely ”A”)

kartun kecilku


Aku ingin begini
Aku ingin begitu
Ingin ini, ingin itu
Banyak sekali…
Semua..semua, semua dapat dikabulkan
Dapat dikabulkan dengan kantong ajaib
Aku ingin terbang bebas di angkasa..
Hey.. baling..baling bamboo..
Na..na..na.. aku sayang sekali Doraemon…

Mungkin sepenggal lirik tersebut sudah gak asing lagi ditelinga kita, yups.. Sepenggal Original Soundtrack dari film kartun yang udah lama banget kita kenal. Teringat juga akan kepopularan kartun mengenai robot kucing ini ketika aku melihat kembali koleksi boneka yang tertata rapi, dan salah satunya adalah boneka doraemon. Meskipun boneka yang aku miliki adalah boneka yang Cuma bajakan, tapi untuk ukuran anak kecil pada tahun 1996, hal ini sungguh amat berharga.
Dari film yang sebenarnya berkisah tentang kehidupan seorang anak pemalas kelas 4 SD yang bernama Nobi Nobita yang didatangi oleh sebuah robot kucing bernama Doraemon yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesannya daripada harus menderita dari utang finansial (yang akan terjadi di masa depan) yang disebabkan karena kebodohan Nobita.
Nobita yang selalu setelah gagal dalam ulangan sekolahnya atau setelah diganggu oleh Giant dan Suneo, akan selalu mendatangi Doraemon untuk bantuannya. Doraemon kemudian biasanya akan membantu Nobita dengan menggunakan peralatan-peralatan canggih dari kantong ajaibnya; peralatan yang sering digunakan misalnya "baling-baling bambu" dan "Pintu ke Mana Saja". Sering kali, Nobita berbuat terlalu jauh dalam menggunakan peralatannya dan malah terjerumus ke dalam masalah yang lebih besar.
Dari film ini, semua imajinasi anak mulai berlarian entah kemana dan salah satunya aku. Yang selalu berkhayal andai aku menjadi seorang nobita, tapi bukan berarti aku menjadi anak pemalas yang selalu mendapat nilai nol saat ujian, selalu terkalahkan dan diinjak-injak oleh Giant dan Suneo, dan tidak mempunyai keahlian kecuali hanya bermain karet gelang. Namun yang menjadi khayalanku adalah andai aku punya doraemon beneran yang bisa minjemin alat-alat canggih itu padaku hehehehe..
Dan itulah dunia anak, dunia kecil yang mengandalkan imajinasi yang tinggi. Dan tanpa dipungkiri bila boleh berimajinasi dengan obsesi memiliki doraemon untuk meminjamkan kantong ajaib masih tersimpan erat, agar tak perlu lagi repot-repot kalo musti ngapa-ngapain,, he..he..

VMJ

VMJ atau Virus Merah Jambu, sudah dikenal sejak nabi adam yang lalu (mungkin) hanya saja mulai akrab dipergunakan saat-saat ini saja. Virus ini dapat dikatakan ganas tapi nggak mematikan bagi yang terjangkit. Namun virus ini bisa menimbulkan akibat yang cukup signifikan dalam hidup seseorang.
Akibat tersebut, tentu saja disebabkan oleh diri sendiri namun juga dapat memberi efek kepada orang sekelilingnya. Virus ini layaknnya virus lain yang menjalar dari hal yang sepeleh dan tanpa ada pengenalan siapa yang akan terjangkit, tidak akan ada yang mampu memprediksi siapa dan kapan virus ini menjangkit. Gejala awal yang muncul bisa dilihat dari gejala yang aneh, jantungmu berdetak kencang, mulai mikirin mau pake baju apa, kamu selalu mencari-cari seseorang dan begitu kamu melihatnya, so… pipimu memerah, tubuhmu gemetar, tanganmu pasti lagi sibbuk gerayangan mencari bahan lain buat mengurangin rasa itu semua. Itulah gejala Virus Merah Jambu.
Virus ini pada awalnya dapat menakutkan dan juga menegangkan. Tiba-tiba tangan kamu berkeringat, pikiran jadi obsesif, dan (mungkin) kamu seolah musti mengambil keputusan yang membingungkan.
Idiot?
Gejala ini mulai membimbingmu kepada hal-hal yang menurutmu itu membuatmu idiot. Bukan! Itu bukan idiot, tapi itu cinta. Rasa yang tidak akan ada rencana untuknya, tidak ada sasaran tembak yang pasti, namun dengan itu justru dapat merubah duniamu. Dengan cinta, kamu bisa merasa resah hingga kamu mulai menghabiskan seluruh bunga di taman rumah hanya untuk mengatahui apakah dia cinta atau tidak (he loves me, he love me not), atau bahkan kamu harus menghitung seluruh kancing teman sekelasmu??? Itu wajar, tentunya dengan cara yang wajar juga. Nggak usah khawatir, ini Cuma sementara dan kamu segera akan berfungsi dengan normal.
Why?
Kenapa seperti itu? Sampai sekarang belum pernah ada penelitian mengenai mengapa kalo sudah terjangkit VMJ, bisa kayak gitu? Namun Cuma bisa bilang itu semua alami. But not, setelah ada pernyataan bahwa perjalanan cinta yang kita rasakan itu merupakan proses kimia (mungkin itu juga yang menimbulkan istilah chemistry ya). Dasar dari pernyataan ini, adalah bahwa cinta itu tidak selalu datang lewat mata turun kehati, bisa saja nyangkut di hidung, hehehe.. Dan benar, cinta bisa lewat indra lainnya misalnya hidung atau telinga. Sinyal yang diterima oleh alat indera dapat merangsang otak untuk membentuk sebuah senyawa kimia yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan otak sebagai pusat pengendali. Alhasil, muka jadi merah, tangan gemetar, keringat dingin bercucur. Jadi cinta bukan hanya masalah perasaan, tapi juga proses kimia.
So...
Ngapain musti takut, terjangkit virus yang satu ini, enggak mematikan juga malah bikin hidup kita berasa lebih hidup dan selalu memberikan pengalaman berharga dalam kehidupan, bagaimanpun prosesnya.

Kesempatan atau Dana Umum?

Siang kemaren, menghabiskan liburan bersama keponakan dengan main pemainan yang namanya Monopoli. Sambil bernostalgia ga papa lah, merasakan lagi euforia masa kecil. Dadu pun dilempar pertanda mulainya permaian ini, begitu giliranku, gico (dalam bahasa jawa yang artinya adalah pion pemain monopoli) harus bertengger pada kotak yang bertuliskan kesempatan yang artinya harus mengambil satu kartu kesempatan begitu dibuka terdapat tulisan yang mengharuskan menerima uang dari bank, wah lumayan... andai beneran hehehe),. Langkah berikutnya saat si kriwul (keponakanku) bertengger pada kotak dengan tulisan dana umu, maka diharuskan untuk masuk penjara karena kelalaian parkir. Dari permaianan ini menjadikan kartu kesempatan adalah kartu yang banyak dinanti, dan sangat di harap. Dan actually, dalam kehidupanpun kesempatan adalah hal yang berharga, yang seperti angin tidak pernah tau kapan datangnya, namun apabila tidak hiraukan hanya aberlalu begitu saja. Banyak orang memaknai kesempatan, ada yag menganggap sebagai hadiah, ada yang menganggap sebagai tantangan, dan ada pula yang menganggap sebagai tanggung jawab.

Dilansir dari sebuah situs yang bermanfaant, Ada 3 tipe manusia melihat sebuah kesempatan. Dalam pepatah mandarin dikatakan:

Orang yang lemah, menunggu kesempatan.
Bagi orang lemah, bila kesempatan belum datang, dia akan menunggu dan
menunggu sampai kesempatan itu datang, Bila ditunggu kesempatan belum
juga datang, dia berpikir, yah.... Ini memang nasibku.

Orang yang kuat, menciptakan kesempatan.
Bagi orang kuat, bila kesempatan belum datang, dia akan
mengunakan berbagai macam cara, kreatifitas, koneksitas, dan segenap
kemampuannya untuk menciptakan kesempatan itu datang padanya.

Orang yang cerdik/bijak memanfaatkan kesempatan.
Bagi orang cerdik/bijak, dia akan memanfaatkan kesempatan
karena dia menyadari kesempatan adalah sesuatu yang berharga, belum
tentu kesempatan itu datang untuk kedua kali.
Memang pada kondisi tertentu, kadang munculnya kesempatan itu butuh
pematangan waktu. Kita perlu menunggu sesaat, tetapi bukan dengan sikap
yang pasif, sebaliknya, kita menunggu kesempatan itu dengan sikap
waspada, proaktif dan penuh kesiapan.

Kesempatan merupakan salah satu factor yang harus dimiliki bagi siapa
saja yang mau mengembangkan diri. Tanpa kesempatan yang tersedia, tidak
mungkin kita bisa sukses. Oleh sebab itu bila kesempatan belum datang,
kita harus berusaha menciptakannya, bahkan di dalam kesulitan pun, jika
kita punya keuletan untuk berusaha terus menerus, suatu hari, kesempatan
pasti akan datang.
Persis seperti yang dikatakan oleh ilmuwan besar Albert Enstein: IN THE
MIDDLE OF DIFFICULLTY LIES OPPORTUNITIES. Di dalam setiap kesulitan
terdapat kesempatan. So.. bagaimana? Kesempatan ataukah dana umum???

cintai dia, cintai (pula) sesudahnya

Cintai dia, cintai (pula) sesudahnya…

Dunia sekan-akan hanya milik kita berdua, yups... itulah hal yang paling dirasakan oleh sepasang yang sedang dilanda manisnya cinta. Kemana-mana minta ditemenin, jangan sampai ada kata absen dengan perhatian, dan tak jarang pula muncul kata-kata julukan baru yang terlontar, atau yang lebih kerennya biasa disebut dengan panggilan sayang. Cinta... bisa merubah segalanya.
Sekedar pengalaman seseorang terdekat dalam kehidupan, yah gak jauh-jauh dari hubungan cinta sich. Manisnya cinta dan rasa sesudahnya. Ketika kita dihadapkan pada cinta yang sedang kita rasakan, pernah gak sich kita berpikir jauh kedepan? Bagaimana rasa itu pada akhirnya akan membawa kita? Bagaimana kondisi hati itu di masa yang akan datang?
Kebanyakan akan berucap, ya... take it flow aja, dijalanin aja apa adanya. Mungkin ada benernya tapi, gak ada salahnya juga kita mencoba merencanakan untuk lebih membuahkan cinta lebih dari yang sekarang. Untuk meyakinkan bener-bener bahwa dia adalah yang terbaik. Mencoba menikmati keindahan hubungan memang tidak akan pernah ada salahnya, namun bagaimana jika kita terlarut di dalamnya. Ya itu kembali lagi sama pernyataan bahwa dunia milik berdua. Ada dampak negatif juga lo dari itu, bisa-bisa jadi overprotected. Seperti salah satu teman waktu duduk di bangku SMA, saking cinta matinya dia ama cowoknya, kemana-mana sama cowoknya, jadi seakan-akan dia gak punya teman, untuk dideketin sama temen cowok sekelas aja bisa jadi gontok-gontokan hebat. Males juga kan teman deketin kalau ada (gug-gug) yang selalu jagain dia.
Kalaupun hubungan mereka samapai akhir ya syukurlah, tapi kalau ada apa-apa ditengah jalan? ya siapa yag rugia aja sekarang?
Hubungan emang perlu diagungin, tapi mengagung-agungkan hubungan itu yang kurang baik. Pikir aja bukan dia aja yang berhak atas kita, tapi masih ada jutaan orang yang berhak mengenal kehidupan kita. So kalau cinta udah mentok di usia muda, yakin?
Jalan hidup masih panjang yang entah siapa tahu, kita bakalan ketemu siapa saja diantara jalan tersebut. Cinta mati boleh saja, tapi coba dech menilik ke arah depan siapa tahu ada yang lebih baik lagi (pengalaman juga, ketika harus mengakhiri suatu hubungan, dan menemukan seseorang yang baru, nah... kita bakalan menyadari bahwa Tuhan pasti mempunyai yang terbaik bagi kita). So... kalau kita mencintai dia, gak ada salahnya mencintai orang sesudahnya... who’s know..

Kamis, Januari 07, 2010

Keong... Oh.. Keong....

Keong, binatang imut bukan? Dengan segala kemampuan dan kemandiriannya yang selalu membawa cangkang sebagai pelindungnya, ia tahu pasti mengenai bahaya yang akan dia hadapi. Namun dengan pasti, ia membawa beban untuk kelangsungan hidupnya. Begitu juga dengan seorang adam. Apa hubungannya?
Tanpa disadari, seorang pria (lebih suka menyebut seperti ini, lebih keliataan wibawanya, hehehe) tidak jauh beda dengan keong, yang pada hakikatnya telah ditakdirkan dengan kemampuannya membawa beban yang harus ditopangnya demi kehidupannya kelak. Mereka cenderung keras dalam memaknai hidup, lebih bertindak secara waspada dan selalu mementingkan logika. Namun seperti layaknya keong, sekeras apapun cangkang yang menyelingkupinya, di dalamnya masih terdapat diri yang begitu rapuh yang mungkin dirinya sendiri pun tidak mampu menjamin kenyamananya. Lalu, bagaimana jika seperti itu?
Keongpun butuh perlindungan yang tidak hanya didapat dari dirinya, tapi juga eksternal protection. Begitupun pria, setangguh apapun masih perlu dukungan orang lain (baca: wanita). Kalau ada yang pernah bilang cowok lebih egois, enggak kok keegoisan itu ada pada siapapun (berbagai gender) dan tingkat takarannyapun sebenernya sama. Namun yang membedakan adalah bahasa. Bisa disimpulkan bahwa pria dan wanita memiliki bahasa yang sangat berbeda. Kalopun ada yang tidak cocok dengan apa yang kita hadapi, kaum hawa pasti sudah ngomel panjang lebar kali tinggi, namun berbeda dengan pria yang hanya diam tanpa kata. Sempet kaget juga, orang ngomel menggebu-gebu kok dia diem, atau bahkan memotongnya dengan pernyataan yang mematahkan semangat atau juga ketika kita curhat malah disalahin. Karena itu, kunci pertama untuk bisa ‘memahami’ keong (eh.. pria) adalah jangan pernah mengharap pria bisa membaca bahasa kita. Jika kita ingin menyampaikan sesuatu, usahakan sebisa mungkin bicara dalam bahasa yang bisa dimengerti mereka.
Mengutip salah satu pandangan psikologis, pada dasarnya kebutuhan yang sangat dipengenin oleh keong-keong itu adalah dihormati (dipercaya, diterima, dihargai, dikagumi, diteguhkan, didukung). Sungguh, yang namanya pria sangat tidak suka kalau diragukan kemampuannya. Pria juga butuh dihargai secara nyata (yang ditunjukkan dalam bahasa yang ia mengerti). Pria juga biasanya paling tidak suka dibantah, tidak suka pendapatnya 'dimentahkan' apalagi oleh wanita.
Lalu, saat kita mengetahui bahwa pria menghadapi masalah, jangan langsung berusaha membantunya dengan menawarkan solusi-solusi yang ada di kepala kita, karena menurut mereka itu sama saja meremehkan. Namun, tidak berarti kita tunduk begitu saja, lakukan yang terbaik dengan memberi solusi tanpa merusak bahasa mereka dan biarkan saja keong itu berjalan dengan cangkang yang ia banggakan, namun tetap dukung langkah kakinya.

PASAL LIMA

Pada suatu malam di lantai 2 sebuah kantor notaris di kota yang bisa dibilang adalah kota metropolis, tercerminlah keadaan yang cukup memuakkan. Dengan dentuman jam dinding yang tidak ragu lagi akan laju jarumnya, hingga menunjukkan pukul 23.00 WIB, dengan meja yang dilapisi file perjanjian dimana-mana, tampaklah wajah-wajah yang menyimpan banyak beban. Namun tidak berlaku sepenuhnya pada seorang wanita yang duduk dengan lincah memainkan jari lentiknya beradu dengan keyboard. Karyawan wanita yang berdedikasi tinggi itu pun begitu bersemangat menjalankan tugas lemburnya. Semangat dia meluap, sehingga tanpa dia sadari tingkah duduknya pun begitu bersemangat hingga sampai pada akhirnya berhasil menarik perhatian dari sang bos yang bersebrang meja dengannya.
Dengan tanpa menghentikan laju jarum jam, sang bospun bangkit dan mendekati sekretarisnya itu.
” Karen, bisa kah kau membetulkan cara dudukmu. Itu membuatku kacau” ucapnya dengan deg-degan.
”Eh, maaf pak. Saya tidak bermaksud seperti ini” balas karen dengan muka memerah
”Tidak apa” tutup sang bos seraya meninggalkan meja karyawannya tersebut, namun langkah kaki tersebut terhenti seketika dan entah setan dari kuburan mana yang merasuki sehingga ia mengembalikan arah pandangan kepada gadis berblazer merah dengan kemeja yang cukup tipis. Didekatinya orang kepercayaan di kantor itu, dengan kemudian dia meraih tangan yang sedang memijat keyboard dan diremasnya tangan tersebut.
”Pak, ingat pasal 5...” ucap karen dengan nada tegas
”Eeh maaf Karen, saya sungguh kacau. Maafkan saya..” ucap sang bos dengan melepas remasan tangannya namun tidak segera memindahkan sorotan matanya.
”Bapak, ingat pasal 5” sergah sekretaris itu kembali.
”Baiklah Karen, maafkan saya” ucap sang bos kali ini kompak dengan kakinya yang melangkah pergi menjauh. Dan kemudian dihempaskannya tubuh sang bos di atas kursi empuk itu, dengan mengatur nafas ingin rasannya membuang pikiran yang melayang di pikirannya tersebut, dan hal tersebut sudah sedikit berhasil hingga pada akhirnya sang sekretaris tadi pamit pulang.
Sementara, setelah bos dapat menguasai kembali pikirannya, diliriknya UU setebal bantal disampingnya. Dan dengan iseng dia membuka lembar demi lembar, hingga berhenti pada satu pasal yaitu PASAL LIMA yang berisi JANGAN SIA-SIAKAN KESEMPATAN..
Huh.. dengan berat hati, sang bos pun menarik panjang nafasnya dan diikuti oleh senyuman yang sungguh menggelitik pikirannya.

== sebagai bahan pelajaran aja, sesulit apapun situasi yang kita hadapi, tetap berfikir jernih agar tidak menyiakan kesempatan, so ingat PASAL LIMA==