Kamis, Januari 07, 2010

PASAL LIMA

Pada suatu malam di lantai 2 sebuah kantor notaris di kota yang bisa dibilang adalah kota metropolis, tercerminlah keadaan yang cukup memuakkan. Dengan dentuman jam dinding yang tidak ragu lagi akan laju jarumnya, hingga menunjukkan pukul 23.00 WIB, dengan meja yang dilapisi file perjanjian dimana-mana, tampaklah wajah-wajah yang menyimpan banyak beban. Namun tidak berlaku sepenuhnya pada seorang wanita yang duduk dengan lincah memainkan jari lentiknya beradu dengan keyboard. Karyawan wanita yang berdedikasi tinggi itu pun begitu bersemangat menjalankan tugas lemburnya. Semangat dia meluap, sehingga tanpa dia sadari tingkah duduknya pun begitu bersemangat hingga sampai pada akhirnya berhasil menarik perhatian dari sang bos yang bersebrang meja dengannya.
Dengan tanpa menghentikan laju jarum jam, sang bospun bangkit dan mendekati sekretarisnya itu.
” Karen, bisa kah kau membetulkan cara dudukmu. Itu membuatku kacau” ucapnya dengan deg-degan.
”Eh, maaf pak. Saya tidak bermaksud seperti ini” balas karen dengan muka memerah
”Tidak apa” tutup sang bos seraya meninggalkan meja karyawannya tersebut, namun langkah kaki tersebut terhenti seketika dan entah setan dari kuburan mana yang merasuki sehingga ia mengembalikan arah pandangan kepada gadis berblazer merah dengan kemeja yang cukup tipis. Didekatinya orang kepercayaan di kantor itu, dengan kemudian dia meraih tangan yang sedang memijat keyboard dan diremasnya tangan tersebut.
”Pak, ingat pasal 5...” ucap karen dengan nada tegas
”Eeh maaf Karen, saya sungguh kacau. Maafkan saya..” ucap sang bos dengan melepas remasan tangannya namun tidak segera memindahkan sorotan matanya.
”Bapak, ingat pasal 5” sergah sekretaris itu kembali.
”Baiklah Karen, maafkan saya” ucap sang bos kali ini kompak dengan kakinya yang melangkah pergi menjauh. Dan kemudian dihempaskannya tubuh sang bos di atas kursi empuk itu, dengan mengatur nafas ingin rasannya membuang pikiran yang melayang di pikirannya tersebut, dan hal tersebut sudah sedikit berhasil hingga pada akhirnya sang sekretaris tadi pamit pulang.
Sementara, setelah bos dapat menguasai kembali pikirannya, diliriknya UU setebal bantal disampingnya. Dan dengan iseng dia membuka lembar demi lembar, hingga berhenti pada satu pasal yaitu PASAL LIMA yang berisi JANGAN SIA-SIAKAN KESEMPATAN..
Huh.. dengan berat hati, sang bos pun menarik panjang nafasnya dan diikuti oleh senyuman yang sungguh menggelitik pikirannya.

== sebagai bahan pelajaran aja, sesulit apapun situasi yang kita hadapi, tetap berfikir jernih agar tidak menyiakan kesempatan, so ingat PASAL LIMA==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar