Keong, binatang imut bukan? Dengan segala kemampuan dan kemandiriannya yang selalu membawa cangkang sebagai pelindungnya, ia tahu pasti mengenai bahaya yang akan dia hadapi. Namun dengan pasti, ia membawa beban untuk kelangsungan hidupnya. Begitu juga dengan seorang adam. Apa hubungannya?
Tanpa disadari, seorang pria (lebih suka menyebut seperti ini, lebih keliataan wibawanya, hehehe) tidak jauh beda dengan keong, yang pada hakikatnya telah ditakdirkan dengan kemampuannya membawa beban yang harus ditopangnya demi kehidupannya kelak. Mereka cenderung keras dalam memaknai hidup, lebih bertindak secara waspada dan selalu mementingkan logika. Namun seperti layaknya keong, sekeras apapun cangkang yang menyelingkupinya, di dalamnya masih terdapat diri yang begitu rapuh yang mungkin dirinya sendiri pun tidak mampu menjamin kenyamananya. Lalu, bagaimana jika seperti itu?
Keongpun butuh perlindungan yang tidak hanya didapat dari dirinya, tapi juga eksternal protection. Begitupun pria, setangguh apapun masih perlu dukungan orang lain (baca: wanita). Kalau ada yang pernah bilang cowok lebih egois, enggak kok keegoisan itu ada pada siapapun (berbagai gender) dan tingkat takarannyapun sebenernya sama. Namun yang membedakan adalah bahasa. Bisa disimpulkan bahwa pria dan wanita memiliki bahasa yang sangat berbeda. Kalopun ada yang tidak cocok dengan apa yang kita hadapi, kaum hawa pasti sudah ngomel panjang lebar kali tinggi, namun berbeda dengan pria yang hanya diam tanpa kata. Sempet kaget juga, orang ngomel menggebu-gebu kok dia diem, atau bahkan memotongnya dengan pernyataan yang mematahkan semangat atau juga ketika kita curhat malah disalahin. Karena itu, kunci pertama untuk bisa ‘memahami’ keong (eh.. pria) adalah jangan pernah mengharap pria bisa membaca bahasa kita. Jika kita ingin menyampaikan sesuatu, usahakan sebisa mungkin bicara dalam bahasa yang bisa dimengerti mereka.
Mengutip salah satu pandangan psikologis, pada dasarnya kebutuhan yang sangat dipengenin oleh keong-keong itu adalah dihormati (dipercaya, diterima, dihargai, dikagumi, diteguhkan, didukung). Sungguh, yang namanya pria sangat tidak suka kalau diragukan kemampuannya. Pria juga butuh dihargai secara nyata (yang ditunjukkan dalam bahasa yang ia mengerti). Pria juga biasanya paling tidak suka dibantah, tidak suka pendapatnya 'dimentahkan' apalagi oleh wanita.
Lalu, saat kita mengetahui bahwa pria menghadapi masalah, jangan langsung berusaha membantunya dengan menawarkan solusi-solusi yang ada di kepala kita, karena menurut mereka itu sama saja meremehkan. Namun, tidak berarti kita tunduk begitu saja, lakukan yang terbaik dengan memberi solusi tanpa merusak bahasa mereka dan biarkan saja keong itu berjalan dengan cangkang yang ia banggakan, namun tetap dukung langkah kakinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar