Kemaren, waktu pulang dari luar kota..
Sepi… kata yang pas untuk mencerminkan kondisi terminal bus Arjosari saat itu, entah karena hari itu bukan weekend alias hari kerja ato memang udah ada peningkatan taraf hidup masyarakat yang menjadikan mereka sudah tidak menggunakan sarana transportasi umum (semoga aja pilihan ini yang bener..) yang jelas, begitu memasuki loket peron hanya terlihat petugas yang agak lenggang menjalankan tugasnya dan hanya beberapa bus yang berjajar, keadaan yang beda banget saat melewati koridor teminal saat usiaku 10 tahun.
Keadaan yang sama saat kali kedua di hari yang sama pula, masih sepi.. bukan hanya wilayah bus, tapi juga wilayah teritorial angkot, berjajar puluhan angkot dengan jurusan yang berbeda tersaji dengan cepat ditemani dengan teriakan para makelar. Dan rasa letih yang mulai menemaniku, membuatku tidak sanggup berpikir panjang dan akhirnya aku putuskan untuk menumpang pada angkot jurusan terminal gadang.
10 menit, 20 menit, hingga akhirnya 30 menitan angkot menduduki tempat yang sama. Dan tiba-tiba nampak angkot bergeser, finally jalan juga ni angkot.. Dengan kecepatan wajar angkot pun melaju meninggalkan terminal, hingga ada salah satu penumpang yang menghentikan lajunya. Dan wow… saat penumpang itu turun, ada hal yang membuat serentak seluruh isi angkot terngangah..
Sang supir angkot mengharuskan penumpang itu buat merogoh koceknya lagi, karena bukan ruang sebesar 2500 rupiah yang harus disodorkan seperti biasa tapi nominal 3000 yang dilontarkan oleh sang supir. “Lho kok?” gumam seluruh penumpang dan sang supir hanya nyeletuk “iya mas, soalnya ini tadi antrian”.
Gampang banget pembelaannya, but mulai kapan kayak gini? Dan yang lebih parah ongkos antar terminal yang seharusnya udah ditetapin sama dinas perhubungan dan organda sebesar 2300 perak untuk rute jauh-dekat, membengkak jadi 5000 perak. Sejak kapan kayak gini? And siapa yang nentuin kayak gini?
Ualah ya udah lah.. bukan berarti karena uang segitu, bisa ribut panjang kan? Tapi buat pelajaran aja, bagi supir untuk lebih melihat sekelilingnya dan juga bagi penumpang untuk lebih selektif untuk memilih angkutan umum (gak ada salahnya juga jalan sedikit di ujung pintu keluar terminal, memilih angkot yang wajar aja, Ada untungnya kok selain ongkos normal, juga gak harus nunggu lama-lama). Sekali lagi, Cuma buat renungan aja…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar